Minggu, 20 Januari 2013

Jadi Penyiar Radio, Honornya….?

Mungkin pernah terlintas dalam benak anda bahwa profesi penyiar di radio lumayan menjanjikan, selain beken, keren, gaul, kenal banyak orang, juga “menggiurkan” honornya. Benar apa gak sih? Soal bahwa profesi penyiar radio itu beken, keren, gaul, dan kenal banyak orang, saya tidak menyangsikannya. Tapi soal honorarium alias gajinya? Tunggu dulu…. Soalnya gak semua radio bisa memberikan penghargaan yang “layak” buat penyiarnya, bahkan buat semua karyawannya. Kamu barangkali gak bakalan percaya kalau di Bandung saja,  mayoritas radio masih menetapkan honor siaran di bawah 5.000 perak, itu rate honor siaran buat penyiar yang senior. Rata-rata penyiar bertugas antara 50-100 jam siaran per bulannya, jadi rata-rata pendapatan mereka antara 150.000 s/d 500.000. Bayangkan buat penyiar baru yang masih training….! Kadang-kadang gak dibayar lho… sumpeeeh!
Tapi, gak semua kok. Beberapa radio “Jawara” seperti Grup Ardan (Ardan FM, B-Radio FM, Cosmo FM), Dahlia FM, Prambors FM, dan beberapa Radio “makmur” lainnya -cuma beberapa- masih menghargai jam siar dengan angka cukup lumayan, bisa sampai 25.000 per jamnya, bahkan lebih. Jadi rata-rata penghasilan mereka (yang cuap-cuap di radio di atas) bisa punya pendapatan di atas 1 juta perak, bahkan ada yang nyampe 2,5 juta perak. 
Jomplang ya? Memang begitu faktanya. Ini karena banyak radio -bukan hanya di Bandung- punya kesulitan dalam soal pembiayaan. Intinya lebih banyak radio kembang kempis ketimbang radio “gemuk”. Di Bandung ada radio -tidak saya sebutkan karena perimbangan etika- yang slot iklannya terjual penuh, hingga bisa punya pendapatan sampai 400.000.000 perak per bulan…. Tapi pada saat yang sama ada radio yang dapet 10 juta per bulan juga udah syukuran.
Radio emang cuma ngandelin pendapatan dari spot iklan, adlibs dan off air. Selain itu nyaris gak ada sumber pendapatan lain yang bisa diandalkan. Beberapa radio pernah berinovasi dengan mencoba menjadi sub penjualan produk dari klien yang memasang iklan, misalnya bikin tim spreading, jual susu kuda liar, menerima bimbingan haji, bikin BPIH, de el el. Tapi rata-rata tidak bisa bertahan lama.
Saya mengiformasikan ini tidak dengan tujuan buruk, alias buka kartu kantongnya penyiar atau nakut-nakutin mereka yang ingin jadi penyiar radio. Melainkan karena saya menganggap informasi ini juga cukup perlu untuk diketahui. Buat apa? Ya buat apa aja… hehehe, tergantung kepentingan yang membaca.
Masih mau jadi penyiar? Tentu saja, kenapa harus takut duluan!

1 komentar: